Tampilkan postingan dengan label Gadget. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gadget. Tampilkan semua postingan

Senin, 31 Mei 2010

iPod Touch Berkamera Kembali Bocor di Internet

· 0 komentar


Situs forum di Vietnam kembali membuat sensasi, setelah sebelumnya purwarupa iPhone 4G bocor, kini situs yang bernama Tinh te membeberkan gambar iPod Touch generasi tebaru.

Dalam purwarupa yang beredar tersebut mereka mengklaim kalau iPod Touch tersebut sudah dibenamkan dengan kamera dibagian belakangnya. Ini menjawab sejumlah isu yang menyebutkan iPod Touch tersebut memang dihadirkan dengan kamera.
Situs forum di Vietnam kembali membuat sensasi, setelah sebelumnya purwarupa iPhone 4G bocor, kini situs yang bernama Tinh te membeberkan gambar iPod Touch generasi tebaru.

Dalam purwarupa yang beredar tersebut mereka mengklaim kalau iPod Touch tersebut sudah dibenamkan dengan kamera dibagian belakangnya. Ini menjawab sejumlah isu yang menyebutkan iPod Touch tersebut memang dihadirkan dengan kamera.

Prototipe itu sendiri diukir dengan "DVT-1" yang, sebagaimana terdapat di iPhone generasi keempat, yang merupakan singkatan dari "desain tes verifikasi nomor 1".

Di forum itu juga disebutkan, prototipe ini diujicobakan dengan menjalankan beberapa jenis versi OS iPhone 3.1 yang mencakup antarmuka kustom untuk melakukan berbagai tes diagnostik. Salah satu tes adalah untuk mengetahui kerja kamera.

Memang sebelumnya, Apple dikabarkan akan menghadirkan iPod Touch generasi ketiganya dengan sebuah kamera seperti layaknya iPhone. Namun sayangnya, saat dirilis pada Oktober silam, beberapa pecinta pemutar musik digital ini harus kecewa karena Apple tidak membenamkan kamera di iPod Touch generasi ketiga itu.

Seiring dengan isu itu, rumor lain yang juga merebak adalah iPod Nano generasi kelima turut dipasangkan kamera di bagian bodinya. Tapi lagi-lagi, Apple tidak melakukannya yang membuat para calon pembelinya kecewa berat.

Pihak Tinh Te tidak membeberkan lebih jauh mengenai asal muasal kehadiran iPod berkamera tersebut. Termasuk spesifikasi lebih dalamnya mengenai perangkat itu.

Demikian pula dengan pihak Apple yang belum memberikan komentarnya. Mereka masih menyimpan rapat-rapat semua informasi produknya hingga saat konferensi pengembang Apple yang akan digelar pada 7 Juni mendatang.

Sumber:ketok.com Selengkapnya...

Read More......

Senin, 24 Mei 2010

Biaya Pembuatan iPad Cuma Setengah Harga Jual

· 3 komentar


Andres Schobel membawa dua iPad yang dibelinya di Apple Store San Francisco saat penjualan hari pertama, Sabtu (3/4/2010).
SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Riset yang dilakukan iSuppli Corp memperlihatkan bahwa ongkos pembuatan iPad, produk baru buatan Apple sekitar setengah dari harga jualnya. iSuppli memperkirakan biaya pembuatan iPad sebesar 260 dollar AS atau 52 persen dari harga jual paling murah yakni mulai harga 499 dollar AS.

Menurut iSuppli yang berbasis di El Segundo, California, seperti dilansir situs BusinessWeek, komponen termahal adalah layarnya yang diperkirakan seharga 95 dollar AS. Harga layar yang didesain sangat sensitif itu hampir dua kali lipat harga layar netbook yang seukuran 9,7 inci itu. Pemasok layar tersebut adalah LG Display, Samsung, dan Seiko Epson serta Wintek Corp Taiwan sebagai produsen lapisan kaca yang mendeteksi sentuhan jari.

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com - Riset yang dilakukan iSuppli Corp memperlihatkan bahwa ongkos pembuatan iPad, produk baru buatan Apple sekitar setengah dari harga jualnya. iSuppli memperkirakan biaya pembuatan iPad sebesar 260 dollar AS atau 52 persen dari harga jual paling murah yakni mulai harga 499 dollar AS.

Menurut iSuppli yang berbasis di El Segundo, California, seperti dilansir situs BusinessWeek, komponen termahal adalah layarnya yang diperkirakan seharga 95 dollar AS. Harga layar yang didesain sangat sensitif itu hampir dua kali lipat harga layar netbook yang seukuran 9,7 inci itu. Pemasok layar tersebut adalah LG Display, Samsung, dan Seiko Epson serta Wintek Corp Taiwan sebagai produsen lapisan kaca yang mendeteksi sentuhan jari.

Untuk prosesornya, Apple A4 yang didesain sendiri oleh Apple diperkirakan seharga 26,8 dollar AS. Prosesor yang hanya diberi gamabra logo Apple ini diperkirakan buatan Samsung sesuai bentuknya. Meski ada kemungkinan juga buatan PA Semi, produsen cip semikonduktor yang dibeli Apple senilai 278 juta dollar AS tahun 2008.

Komponen lainnya, cip memori flash, dipasok dari berbagai perusahaan termasuk Samsung salah satunya dengan harga 29,50 dollar AS untuk tipe 16 GB, 59 dollar AS untuk 32 GB, dan 118 dollar As untuk 64 GB. Perbedaan cip memori membuat biaya pembuatan iPad naik menjadi 289,1 dollar AS untuk tipe 32 GB yang dijual 599 dollar AS serta naik menjadi 348,1 dollar AS untuk tipe 64 GB yang dijual 699 dollar AS.

Cip lainnya yang digunakan iPad untuk akses Bluetooth dan WiFi dibuat Broadcom Corp. dengan harga 8,05 dollar AS. Broadcom juga memasok dua cip lainnya untuk mengendalikan fungsi layar sentuh dengan harga 3,7 dollar AS. Texas Instruments juga memasok cip untuk mendukung sistem kendali layar sentuh dengan harga 1,8 dollar AS dan Cirrus Logic menyuplai cip audio dengan harga 1,2 dollar AS.

Selain itu, casing alumunium menghabiskan dana 10,50 dollar AS. Sisanya perkiraan harga untuk software dan sistem user interface yang didesain khusus untuk iPad. Meski demikian, tak satu pun pemasok yang menkonfirmasi laporan iSuppli. Apple juga tak memberi komentar terhadap hasil investigasi tersebut.

Sumber:kompas.com Selengkapnya...

Read More......

iPad, Revolusi, dan Seni Manufakturing

· 1 komentar


Henry Lear (8) dari Richmond, Virginia, membawa paket iPad yang baru dibelinya di Short Pump Town Center, Sabtu (3/4/2010).

Oleh Ninok Leksono

Hari-hari ini, wacana seputar gadget tampaknya didominasi oleh mulai dijualnya perangkat terbaru dari Apple Inc, yakni iPad. Seperti disampaikan dalam laporan utama Newsweek edisi terakhir, Senin (5/4/2010), ”Apa yang hebat tentang iPad?”, jawabnya ternyata ”segalanya”. Inilah pertaruhan Steve Jobs, Chairman dan CEO Apple, untuk merevolusi bagaimana orang membaca, menonton, main game, bekerja dengan komputer (computing), serta aktivitas riset dan industri di Lembah Silikon.

Karena terkait urusan membaca dan penerbitan, edisi Newsweek ini juga mengetengahkan artikel tentang masa depan kertas dan tinta yang ditulis oleh Anna Quindlen.

Hari-hari ini, wacana seputar gadget tampaknya didominasi oleh mulai dijualnya perangkat terbaru dari Apple Inc, yakni iPad. Seperti disampaikan dalam laporan utama Newsweek edisi terakhir, Senin (5/4/2010), ”Apa yang hebat tentang iPad?”, jawabnya ternyata ”segalanya”. Inilah pertaruhan Steve Jobs, Chairman dan CEO Apple, untuk merevolusi bagaimana orang membaca, menonton, main game, bekerja dengan komputer (computing), serta aktivitas riset dan industri di Lembah Silikon.

Karena terkait urusan membaca dan penerbitan, edisi Newsweek ini juga mengetengahkan artikel tentang masa depan kertas dan tinta yang ditulis oleh Anna Quindlen.

Aneh memang. Sebelumnya sudah ada perangkat serupa iPad berupa sabak (tablet) elektronik. Namun, gaung dan penjualannya tidaklah segegap gempita karya terbaru Apple ini. iPad bahkan sempat disebut hampir menyerupai mitos. Di hari pertama penjualan melalui pemesanan, ia langsung terjual 120.000, lalu di hari pertama penjualan di toko, terjual 300.000. Berikutnya, firma riset iSuppli memperkirakan, penjualan iPad tahun ini bisa mencapai 7,1 juta dan lipat tiga menjadi 20,1 juta pada tahun 2012 (The Wall Street Journal/WSJ, Selasa 6/4).

Menarik gerbong

Optimisme akan lahirnya revolusi di berbagai bidang ini membuat industri teknologi informasi harus memilih, apakah akan fokus untuk ikut gerbong Apple atau berpihak pada pesaing-pesaingnya. Namun, tarikan Apple tampaknya begitu kuat sehingga baik untuk aplikasi perangkat lunak maupun komponen perangkat kerasnya iPad sudah menarik begitu banyak minat.

Pengembang perangkat lunak tampaknya akan dipaksa untuk bertahan mendukung Apple dengan adanya iPad. Masalahnya, kalau harus memecah sumber daya untuk mengikuti pesanan aplikasi dari perusahaan lain, selain akan memberi beban terlalu berat bagi programmer, mereka juga bisa kehilangan peluang dari meledaknya penjualan iPad.

Sejak meluncurkan Apple Store, Juli 2008, Apple telah menjadikan toko ini sebagai pasar virtual besar, dengan memiliki lebih dari 150.000 permainan, hiburan, dan aplikasi lain. Pasar milik pesaing terdekatnya, Google Inc, hanya memiliki sekitar 30.000 aplikasi (Yukari Iwatani Kane, WSJ, Selasa 6/4).

Lain lagi cerita di bidang perangkat keras. Begitu iPad muncul di pasar, perusahaan yang bisnisnya membongkar (disassembling) dan menganalisis perangkat keras elektronik segera mendapat ide tentang kemampuan (performance) dan ketahanan (durability) iPad. Sabtu pagi, begitu iPad bisa diperoleh di pasaran, perusahaan pembedah ”jeroan” gadget elektronik, seperti iFixit Inc dan UBM TechInsights, segera membongkar iPad dan mengkaji komponen-komponennya.

Upaya mereka, seperti dilaporkan Don Clark (WSJ, Selasa 6/4), juga dibantu dengan keluarnya foto yang dibuat Komisi Komunikasi Federal dan disiarkan melalui situs web-nya. Komisi ini bertugas mengkaji peralatan canggih untuk diketahui apakah berpotensi mengganggu alat lain secara elektromaknetik.

Dari apa yang disampaikan oleh Apple dan juga dari ”bedah produk” diketahui bahwa Ipad yang didesain dengan teknologi yang sebagian sudah digunakan pada iPhone dan iPod Touch ternyata menggunakan cip flash memory buatan Samsung, Korea Selatan, dan Toshiba, Jepang. Samsung tentu mendapat penghasilan besar dengan digunakannya cip produksinya pada iPad karena ini merupakan salah satu komponen yang paling mahal dari alat mutakhir ini. Bila cip memori dibuat perusahaan Korea, baterai iPad tampaknya dibuat perusahaan Hongkong, Amperex Technology Ltd.

Merebut peluang

Sebagaimana juga terjadi dengan pembuatan produk lain, termasuk pesawat jet komersial Boeing 777, perusahaan Amerika ternyata juga sudah menerapkan prinsip memanfaatkan pemasok multinasional. Perusahaan teknologi informasi Asia sudah masuk begitu dalam di produk Amerika. Ini tentu karena perusahaan Asia tersebut sudah berhasil tidak saja dalam bidang inovasi, tetapi juga dalam manufakturing.

Inilah yang oleh pembaca Kompas Eddy OM Boekoesoe—mengomentari tema Laporan Iptek, Rabu (31/3/2010), tentang inovasi—sebenarnya menjadi problem lebih serius dari inovasi di Indonesia. Menurut dia, Indonesia sudah tidak kurang dalam hal inovasi.

Ia memberi ilustrasi tentang seorang pemuda Indonesia dari Tasikmalaya yang sekitar tahun 1990 memenangkan sayembara pembuatan puzzle dari kayu di AS. Pemenang sayembara ini diberi pekerjaan membuat puzzle tersebut 10.000 unit per bulan. Ketika ia mencoba memenuhi pesanan itu, di tengah jalan ia menyerah. Ternyata membuat barang sebanyak itu tidak mudah.

Cara berproduksi, yang di alam modern sekarang dikenal sebagai manufakturing, nyata sebagai tantangan riil bagi Indonesia dan kisah seperti pemuda Tasikmalaya di atas bukan cerita unik. Kita juga pernah mendengar adanya pesanan 1.000 mebel atau 1.000 buah durian yang ditolak karena banyak di antaranya tidak bisa mengikuti standar kriteria pemesan. Ada yang baik 10, atau 100, tetapi mulai ”ngawur” pada pesanan ke-200 atau 500. Nah, bagaimana kalau harus menjadi Samsung yang membuat puluhan juta cip untuk iPad dan produk elektronik Apple atau lainnya yang digemari di seluruh dunia?

Kini, di berbagai sektor, aktivitas manufaktur merosot atau bahkan kehilangan api. Bila berkelanjutan, situasi ini—yang sebenarnya juga belum berkembang pada masa lalu—bisa semakin meredupkan berkembangnya kecakapan bangsa Indonesia di dalam memproduksi sesuatu dalam jumlah banyak. Padahal, seperti kita lihat dalam iPad, peluang terbuka lebar untuk pemasokan komponen. Namun, peluang itu hanya akan bisa ditangkap oleh mereka yang sudah menguasai seni berproduksi dalam skala besar, yakni seni manufaktur.

Dalam wacana industri kreatif, seperti dikemukakan dalam buku The Long Tail (Chris Anderson, 2006), memang disebut peluang bisnis yang hanya perlu membuat produk sedikit saja, yang penting keragamannya diperluas. Dengan premis ini pula, eksklusivitas diunggulkan. Akan tetapi, selain itu, produk seperti iPod dan esok tampaknya iPad masih akan dominan. Di sinilah tantangan menguasai manufakturing masih tampak aktual dan relevan.

Sumber:kompas.com Selengkapnya...

Read More......

Ponsel Bagi Difabel

· 0 komentar


Kaum difabel (people with different ability-red) adalah salah satu kaum minoritas yang masih terpinggirkan hak-haknya, termasuk dalam hal ini pemenuhan atas kebutuhan teknologi. Teknologi yang semakin hari semakin canggih tidak sejalan dengan penyesuaian teknologi tersebut terhadap perbedaan yang mereka miliki. Padahal, sebagai manusia, kaum difabel memiliki hak yang sama untuk memperoleh edukasi dan informasi.

Beruntunglah, masih terdapat ilmuwan-ilmuwan yang peduli dengan kebutuhan khusus mereka. Maka diciptakanlah teknologi-teknologi canggih yang cara operasionalnya disesuaikan dengan kebutuhan mereka dengan tujuan agar perbedaan yang dimiliki oleh kaum difabel tidak menjadi penghalang mereka untuk menikmati kecanggihan teknologi, menjadi manusia yang "melek teknologi".Kaum difabel (people with different ability-red) adalah salah satu kaum minoritas yang masih terpinggirkan hak-haknya, termasuk dalam hal ini pemenuhan atas kebutuhan teknologi. Teknologi yang semakin hari semakin canggih tidak sejalan dengan penyesuaian teknologi tersebut terhadap perbedaan yang mereka miliki. Padahal, sebagai manusia, kaum difabel memiliki hak yang sama untuk memperoleh edukasi dan informasi.

Beruntunglah, masih terdapat ilmuwan-ilmuwan yang peduli dengan kebutuhan khusus mereka. Maka diciptakanlah teknologi-teknologi canggih yang cara operasionalnya disesuaikan dengan kebutuhan mereka dengan tujuan agar perbedaan yang dimiliki oleh kaum difabel tidak menjadi penghalang mereka untuk menikmati kecanggihan teknologi, menjadi manusia yang "melek teknologi".

Visual Sound

Pratt, mahasiswa Suhyun Kim cukup prihatin dengan kaum difabel tunarungu dan ingin mereka untuk menikmati teknologi seperti halnya yang kita lakukan. Visual Sound adalah sebuah ponsel untuk tuna rungu yang mengubah input suara ke teks dan input teks ke suara.

Desain ini memiliki dua pilar praktis yang gulir samping untuk mengekspos tampilan roll-out. Untuk berkomunikasi, difabel cukup memasukkan teks ke dalam layar touch screen, yang akan dikonversi menjadi suara simulasi untuk orang di ujung telepon dan sebaliknya.

Kelemahannya terdapat pada waktu yang dibutuhkan untuk input teks dan mengkonversi ke suara. Hal itu dapat mencegah panggilan jarak jauh, tapi satu sisi jauh lebih baik dan manusiawi dibandingkan meminta orang lain untuk menjadi penerjemah.

Squibble

Proyek ini disebut "Squibble Portable Braille Interface". Pada dasarnya adalah mesin pesan teks untuk difabel tunanetra. Perangkat ini berfungsi dengan baik menggunakan karakter braille dan simbol-simbol lain mudah dikenali pada grid titik sentuhan unik. Setiap titik singgung dengan bekerja di lain yang menghadirkan keypad interaktif yang sangat baik. Pad juga bekerja dengan pewarnaan kontras tinggi untuk membantu dalam belajar jika pengguna secara bertahap kehilangan penglihatan. sangat fashionable. Saat ini sedang diteliti dan dikembangkan untuk produksi.

Dampak kehadiran ponsel bagi kaum difabel tersebut akan menghadirkan manfaat-manfaat yang sangat terasa bagi kehidupan mereka sehari-hari. Dalam bidang komunikasi, perbedaan yang mereka miliki tidak akan menjadi hambatan yang berarti bagi proses komunikasi yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran ponsel bagi difabel ini juga akan menumbuhkan rasa percaya diri bagi mereka serta menumbuhkan keyakinan bahwa mereka dapat menikmati kecanggihan teknologi seperti halnya kaum mayoritas pada umumnya.

Penciptaan teknologi bagi difabel juga adalah bukti bahwa perbedaan yang mereka miliki tidak dapat dijadikan alasan untuk perlakuan diskriminasi, termasuk dalam hal minimnya pengadaan alat teknologi dan informatika bagi mereka.

Di bidang ekonomi, munculnya satu perusahaan yang peduli terhadap penyediaan teknologi bagi difabel akan memunculkan "gairah" persaingan bisnis yang baru di antara perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Hal tersebut akan menghasilkan efek positif terhadap difabel, yakni dengan maraknya bermunculan barang-barang teknologi terbaru yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Di bidang politik, kehadiran teknologi bagi difabel akan memungkinkan para calon elite politik untuk berkampanye politik melalui media-media yang tidak hanya dapat diakses oleh kaum mayoritas (baca: "normal"), tetapi juga kaum minoritas seperti difabel. Dengan adanya teknologi bagi kaum difabel dapat memicu peningkatan partisipasi difabel dalam kegiatan politik seperti pemilu.(Deandra Syarizka)

Sumber: Kompasiana Selengkapnya...

Read More......

Senin, 10 Mei 2010

Intel Atom Mulai Unjuk Gigi di Smartphone

· 0 komentar

Usai berjaya di netbook dan berekspansi ke prosesor mobil, kini Intel Atom bakal melanjutkan dominasi ke jajaran ponsel pintar. Dengan segudang fitur yang dibawanya, Intel mengklaim produk ini akan sangat tangguh.

Prosesor tersebut adalah keluarga Intel Atom z6xx yang akan dikawinkan dengan Intel Platform Controller Hub MP20 dan dedicated Mixed Signal IC tersendiri. Dengan demikian, Intel mengklaim platform baru yang ditawarkan mereka bakal mengkonsumsi energi lebih rendah serta handal menjalankan beragam konten digital.Usai berjaya di netbook dan berekspansi ke prosesor mobil, kini Intel Atom bakal melanjutkan dominasi ke jajaran ponsel pintar. Dengan segudang fitur yang dibawanya, Intel mengklaim produk ini akan sangat tangguh.

Prosesor tersebut adalah keluarga Intel Atom z6xx yang akan dikawinkan dengan Intel Platform Controller Hub MP20 dan dedicated Mixed Signal IC tersendiri. Dengan demikian, Intel mengklaim platform baru yang ditawarkan mereka bakal mengkonsumsi energi lebih rendah serta handal menjalankan beragam konten digital.

“Intel telah mengantarkan produk pertamanya yang membukakan pintu bagi Intel Arsitektur (IA) dalam segmen pasar smartphone,” ujar Anand Chandrasekher, Senior Vice President Intel dan General Manager Ultra Mobility Group.

Intel juga mengklaim bahwa prosesor mobile yang mereka miliki sanggup berlari hingga kecepatan 1,5 Ghz. Jika benar demikian, bisa jadi ini merupakan jajaran prosesor tercepat yang bakal hadir untuk ponsel, terlebih lagi produk ini telah bersifat System on Chip (SoC).

Platform SoC milik Intel sendiri dan telah menggabungkan core prosesor Atom 45nm dengan grafis 3D, encode dan decode video, serta memory controller dalam satu kemasan (chip). Sehingga dapat menghemat daya serta membuat perangkat jadi lebih ringkas.

Selain itu, platform ini juga telah mendukung beragam fitur seperti Wi-Fi, 3G/HSPA, WiMAX, dan juga berbagai sistem operasi lainnya, termasuk Android, Meego dan Moblin. (Detik)
Selengkapnya...

Read More......

Gila komputer

Gila komputer

Jam

pesan


ShoutMix chat widget